Budidaya Burung Hantu untuk Pengendalian Tikus
>> Minggu, 28 Juni 2009
Teknologi pengendalian tikus ada banyak ragamnya, seperti teknik jantan mandul, pengusiran dengan suara (biosonik), secara fisik mekanik (gropyokan, jebakan), dan kimiawi (peracunan dengan rodentisida). Namun pada kenyataannya sampai saat ini tekanan pengendalian masih tertumpu kepada keampuhan penggunaan rodentisida kimia.
Sedangkan di Jawa Timur dikembangkan pemeliharaan burung hantu (Tyto alba) khusus pemakan tikus, antara lain di kabupaten Ngawi, Kediri, Jombang dan Mojokerto. Di Kabupaten Ngawi, awalnya sekitar tahun 1997 di desa Giriharjo, kecamatan Ngrambe dipasang dua buah pagupon (sangkar buatan) oleh kelompok tani alumni SLPHT sebagai “rumah singgah” burung hantu liar. Setelah diketahui manfaatnya dalam pengendalian tikus sawah, secara swadaya setiap tahun pemasangan pagupon terus bertambah dan menyebar ke desa tetangga. Hingga pada tahun 2004 jumah pagupon berkembang menjadi 127 buah yang tersebar pada 6 (enam) kecamatan.
tolong gimana cara mendapatkan burung hantu paling tidak sepasang, saya tertarik untuk mengembangkan.
Terima kasih
Hana akari
saya berminat budidaya burung hantu, mohon arahannya.
mungkin petunjuknya bisa via email.
Terima kasih.
Rissal Bramana (paicang)